Total Tayangan Halaman

Selasa, 05 Maret 2013

Pengeboran Perbengkelan Pertanian


I.PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang
       Pada kegiatan perbengkelan ada beberapa tahapan atau kegiatan yang harus dipelajari yaitu pengeboran, pengeboran adalah kegiatan perbengkelan yang dilakukan untuk melubangi suatu objek sesuai ukuran yang diinginkan. Untuk mengebor atau membuat lubang pada suatu bahan, dibutuhkan berbagai jenis alat dan mesin yang dapat menunjang proses pengeboran. Alat atau mesin pengeboran ini tentu memerlukan perawatan yang memadai untuk mempertahankan kualitas alat sehinngga dapat menekan biaya penyediaan alat, dan juga teknik penggunaan alat yang sesuai dengan prosedur agar dapat memperoleh hasil yang baik.
       Mata bor adalah alat yang paling ideal untuk membuat lubang yang rapid an presisi. Bisa digunakan pada kayu, plastic maupun logam tergantung pada jenis mata bornya.banyak jenis dan ukuran lubang yang bisa dibuat dengan menggunakan bor, akan tetapi dengan mempertimbangkan ukuran lubang dan jenis bahan maka kita perlu menggunakan mata bor yang tepat.
              Beberapa alat yang digunakan untuk melakukan pengeboran yaitu bor tangan, bor listrik statik maupun portable. Mata bor juga terdiri dari beberapa jenis tergantung apa yang mau dibor diantaranya twist drill, masonry bits, hole saw bits, spur bits dan sebagainya.
       Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan praktikum Pengeboran agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana teknik mengebor yang benar dengan menggunakan alat atau mesin pengeboran yang ada di bengkel.
1.2 Tujuan Dan Kegunaan
            Tujuan praktikum Pengeboran adalah agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana teknik mengebor dengan alat mekanis dan power tool pada berbagai jenis bahan yang ada pada konstruksi.
             Kegunaan praktikum Pengeboran adalah agar mahasiswa dapat mengetahui tingkat pemakain alat bor logam dan non logam serta model pengeboran.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Logam
             Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Metal adalah salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid dan nonlogam. Dalam tabel periodik, garis diagonal digambar dari boron (B) ke polonium (Po) membedakan logam dari nonlogam. Unsur dalam garis ini adalah metaloid, kadangkala disebut semi-logam; unsur di kiri bawah adalah logam; unsur ke kanan atas adalah nonlogam. Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada logam, tetapi logam banyak terdapat dalam tabel periodik. Beberapa logam terkenal adalah aluminium, tembaga, emas, besi, timah, perak, titanium, uranium, dan zink.
Alotrop logam cenderung mengkilap, lembek, dan konduktor yang baik, sementara nonlogam biasanya rapuh (untuk nonlogam padat), tidak mengkilap, dan insulator. Dalam bidang astronomi, istilah logam seringkali dipakai untuk menyebut semua unsur yang lebih berat daripada helium atau sejenisnya.
             Logam pada umumnya mempunyai angka yang tinggi dalam konduktivitas listrik, konduktivitas termal, sifat luster dan massa jenis. Logam yang mempunyai massa jenis, tingkat kekerasan, dan titik lebur yang rendah (contohnya logam alkali dan logam alkali tanah) biasanya bersifat sangat reaktif. Jumlah elektron bebas yang tinggi di segala bentuk logam padat menyebabkan logam tidak pernah terlihat transparan. Mayoritas logam memiliki massa jenis yang lebih tinggi (Anonim, 2012).
2.2 Kandungan Logam
       Sumber daya alam lokal khususnya dari sektor pertambangan terdiri dari Sumber daya Mineral (mineral logam dan non logam), Sumber daya Energi (minyak, gas, dan batubara), dan Sumber daya Panas Bumi. Sumber daya alam lokal yang dimaksud dalam studi ini serta mempunyai hubungan langsung dengan rencana pengembangan industri baja, adalah : Sumber Daya Mineral Logam dan Batubara (putra, 2010).
             Menurut putra (2010), Sumber daya mineral logam atau dalam istilah di pertambangan disebut dengan Bahan Galian Logam, terdiri dari : 4 (empat) kelompok bahan galian dan 30 (tiga puluh) jenis komoditi seperti krom, kobal, wolfram dan sebagainya.Belum semua bahan galian seperti tersebut di atas sudah dieksplorasi dan diekspoitasi. Dari 30 jenis komoditi bahan galian logam tersebut, dapat dikelompokkan menjadi tiga, Yaitu :
* Kelompok Bahan Galian Logam yang sudah diproduksi dan memiliki data yang lengkap yaitu Tembaga, Timah, Emas, Perak, Besi, Mangan, Nikel, Aluminium
* Kelompok Bahan Galian Logam yang sudah diproduksi tetapi belum memiliki catatan atau data yang lengkap dan akurat diantaranya
Timbal, Seng, Air Raksa, Molibdenum, Platina, Krom, Kobal, Monasit, Titan
     * Kelompok Bahan Galian Logam yang belum diproduksi sehingga tidak memiliki catatan atau data yang lengkap dan akurat diantaranya
Antimon, Bismuth, Wolfram, Vanadium, Zirkon, Berilium, Litium, Tantalum, Cadmium, Galium, Indium, Yitrium, Torium, Tantalum,Cadmium, Galium, Indium, Yitrium, Torium.
      

       Menurut putra (2010), Bijih besi di alam terdiri dari bermacam-macam mineral logam yang berbentuk oksida besi, mempunyai kandungan Fe relative rendah dan ukurannya tidak menentu. Mineral logam yang berbentuk oksida besi yang terpenting antara lain :
* Laterite (golongan dari limonites)
* Hematite Fe2O3
* Magnetite Fe3O4
* Ilmenite FeTiO3
* Limonite Fe2O3nH2O
* Siderete FeCO3
       Magnetite mempunyai sifat magnit dan sangat keras dibandingkan dengan Hematite. Selain itu, Hematite dikenal mempunyai afinitas yang lebih rendah terhadap oxygen sehingga lebih mudah direduksi menjadi logam Fe. Namun mineral bijih besi di alam sering mempunyai kandungan keduanya, baik Hematite maupun magnetite.Kandungan Fe dalam bijih besi laterite umumnya relative lebih rendah dibandingkan dengan kandungan Fe yang terdapat dalam Hematite dan Magnetite. Dalam laterite kadar Fe berkisar 40 % s/d 55 %, sedangkan dalam Hematite dan Magnetite kadar Fe nya antara 38 % s/d 70 %. Artinya dalam bijih besi laterit banyak terkandung kotoran dan senyawa oksida logam lain yang tidak diperlukan (putra, 2010).
2.3 Jenis-Jenis Logam
Bumi mengandung sektiar seratus unsur yang berbeda, yang telah ditemukan manusia sejak dahulu kala, zat yang tidak merupakan campuran bahan lain. Lebih dari 70 unsur-unsur tersebut adalah logam. Logam tersebut seperti emas, tembaga, timah dan besi. Sedangkan 20 persen unsur lainnya adalah non-logam, dan sisanya adalah unsur antara logam dan non-logam. Inilah contoh beberapa diantaranya yang merupakan penjelasan mengenai unsur-unsur logam dan dispesifikasikan menjadi beberapa jenis logam (Sumanto, 2007) :
1.      Alumunium
       Ciri-ciri yaitu alumunium Ringan dan lembek. Dapat dibentuk menjadi logam campuran yang ringan dan kuat yang digunakan untuk kaleng minuman, badan pesawat, kertas alumunium keperluan dapur, dan kabel tegangan tinggi.
2.      Tembaga
       Ciri-ciri tembaga sebagai penghantar panas dan listrik yang baik. Digunakan untuk kabel dan pipa air.
3.      Emas
       Ciri-Ciri Emas yaitu lembek, amat berat dan mudah ditempa menjadi lempengan tipis. Tidak berkarat, dan seringkali digunakan untuk dijadikan sebagai perhiasan dan lapisan yang berkilau.
4.      Besi
       Ciri-ciri besi yaitu lembek bila murni, tetapi amat kuat jika dibuat menjadi baja. Mudah berkarat, terutama bila terkena udara dan kelembapan.
5.      Timbal
       Ciri-ciri timbal yaitu lembek dan berat. Digunakan dalam bentuk lembaran untuk atap kedap air, dan beracun.
6.      Magnesium
       Ciri-ciri magnesium yaitu dapat membentuk logam campuran yang ringan namun kuat bila dicampur dengan alumunium dan zink yang digunakan untuk membuat pesawat dan mobil.
7.      Raksa
       Ciri-ciri air raksa yaitu cair pada suhu ruangan. Berat dan beracun. Digunakan dalam saklar suhu, pestisida dan termometer.
8.      Nikel
       Ciri-ciri Nikel yaitu tidak mudah bernoda atau berkarat dan bersifat magnetis. Digunakan sebagai campuran besi dan baja untuk membuatnya menjadi lebih kuat dan lebih tahan karat. Nikel juga digunakan untuk membuat uang logam.
9.      Platina
       Ciri-ciri platina yaitu mudah dibentuk. Tidak berkarat. Digunakan sebagai perhiasan dan katalisator pada knalpot untuk mengurangi polusi.
10.  Perak
       Ciri-ciri perak yaitu terutama digunakan sebagai obyek hiasan dan fotografi. Lama-kelamaan bernoda bila terkena udara, menjadi buram, dan akhirnya menjadi hitam.
11.  Timah
       Ciri-ciri timah yaitu tidak berkarat. Terutama digunakan sebagai pelapis untuk menghindarkan karat, dan juga dicampur dengan timbel untuk dibuat solder.
12.  Tungsten
       Ciri-ciri Tungsten : Kuat dan keras. Digunakan untuk kabel pijar pada bola lampu dan dalam baja khusus untuk membentuk ujung pemotong pada gergaji dan bor.
2.4 Baja
       Menurut komposisi kimianya baja dapat di bagi dua kelompok besar yaitu: Baja karbon dan baja paduaan. Baja karbon bukan berarti baja yang sama sekali tidak mengandung unsur lain, selain besi dan karbon. Baja karbon mengandung sejumlah unsur lain tetapi masih dalam batas–batas tertentu yang tidak bisa atau mampu berpengaruh terhadap
sifatnya. Unsur–unsur ini biasanya merupakan ikatan yang berasal dari proses pembuatan besi atau baja seperti mangan, Silicon,
dan beberapa unsur pengotoran seperti belerang, oksigen, nitrogen,
dan lain-lain yang biasanya ditekan sampai kadar yang sangat
kecil (Amanto,1999).
2.5 Besi Tuang
       Komposisi dari besi tuang yaitu campuran besi dan karbon.
Kadar karbon sekitar 4%, sifatnya rapuh tidak dapat ditempa, baik
digunakan untuk dituang, liat dalam pemadatan, lemah dalam tegangan. Digunakan untuk membuat alas mesin meja perana, badan
ragum, bagian-bagian mesin bubut, blok silinder, dan cincin
torak (Amanto,1999).
2.6 Besi Tempa
            Komposisi besi tempa terdiri dari 99% besi murni, sifat dapat ditempa, liat, dan tidak dapat dituang. Besi tempa antara lain dapat digunakan untuk membuat rantai jangakar, kait keran, dan landasan kerja pelat atau pada rangka mesin (Hari dkk,1999).
2.7 Alumunium
       Ciri fisik dari aluminium yaitu berwarna putih, sifatnya dapat ditempa, liat, berbobot ringan, penghantar panas yang baik dan penghantar listrik yang
baik, mampu dituang. Aluminium digunakan untuk membuat peralatan memasak, alat elektronik, industri mobil dan motor, dan industri pesawat
terbang (Amanto, 2003).
2.8 Tembaga
       Produksi tembaga sebagian besar dipergunakan dalam industry kelistrikan, karena tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi. Selain mempunyai daya hantar listrik yang tinggi, datya hantar panasnya juga tinggi dan tahan karat (Sumanto, 2005).
2.9 Stainless Stell
        Salah satu jenis logam ferro baja tahan karat yang menarik untuk diteliti dan dikembangkan adalah Stainless steel. Stainless steel mempunyai sifat austenit akan dibandingkan dengan baja karbon pada laju korosinya. Pembangunan kapal tangker dengan (Soewefy,2009).
III.METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
       Praktikum Pengeboran dilaksanakan pada hari Rabu 28 Maret 2012, pukul 15.00-17.00 WITA, di Laboratorium Perbengkelan Pertanian, Program Studi Keteknikan Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2 Alat Dan Bahan Yang Digunakan
             Alat yang digunakan pada praktikum pengeboran adalah :
1.      Bor portable (listrik)   4. Mistar meteran
2.      Bor statik (listrik)        5. Mata bor
3.      Bor manual                6. Pena gores
  Bahan yang digunakan pada praktikum pengeboran adalah :
1.      Besi plat pipih            4. alumunium
2.      Besi siku                    5. pipa
3.      Balok kayu
3.3 Prosedur Kerja
       Prosedur kerja praktikum pengeboran adalah sebagai berikut :
1.      menentukan titik yang akan dibor dengan pena gores
2.      memasang mata bor sesuai dengan diameter yang diinginkan
3.      bahan yang akan dibor dicatok agar tidak goyang
4.      gunakan alat bor sesuai dengan fungsinya
5.      bersihkan hasil pengeboran dengan kikir atau amplas

DAFTAR PUSTAKA
Ellis, 1966.Macam- macam Alat  Pemotong.pdf. Diakses pada tanggal 20 maret 2012, pukul 19.00 WITA, Makassar.
Margenau, 1950 . Teknik – Teknik  Pengukuran/.pdf  Diakses pada tanggal 20 Maret 2012 pukul 19.00 WITA. Makassar.
Pujiati, 2004.Model-Model dalam Pemotongan logam .pdf, Diakses pada tanggal 20 Maret 2012 pukul 19.00 WITA, Makassar.
Rochim, 1993.Pengetahuan bahan-bahan bengkel.pdf, Diakses pada tanggal 20 Maret 2012 pukul 19.00 WITA , Makassar.
Russel, 1940.Kerajinan kayu  . pdf.   Diakses pada tanggal 20 Maret 2012 pukul 19.00 WITA, Makassar.
Suhono, 2004.Pengetahua besi, dan pipa bengkel.pdf.   Diakses pada tanggal 20 Maret 2012 pukul 19.00 WITA, Makassar.




PENGENALAN ALAT DAN INVENTARISASI BENGKEL PERTANIAN


I. PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Saat ini Bengkel Pertanian merupakan suatu sarana bagi seorang ahli yang bergerak dibidang pertanian. Adapun fungsi dari perbengkelan dalam arti yang luas adalah untuk mengembangkan daya cipta manusia sehingga dapat menciptakan hasil karya yang sempurna bagi kehidupan luas terutama dibidang pertanian. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa tindakan perancangan atau modifikasi dari suatu hasil rancangan alat dan mesin pertanian yang disesuaikandengan kondisi suatu tempat.
Dalam perancangan alat atau mesin yang lebih modern dibutuhkanlah tempat serta alat yang layak dan tepat untuk merancang hingga membuat alat seutuhnya. Oleh sebab itu, maka pengenalan tentang perbengkelan dalam bidang pertanian menjadi cukup penting. Disanalah dapat dipelajari tentang seluruh jenis dan fungsi alat serta mesin penunjang perbengkelan pertanian.
Setiap alat dan mesin memiliki karakteristik berbeda serta dapat mengancam keselamatan pengguna atau operator selama pengerjaan. Dengan mengetahui jenis dan fungsi alat serta mesin dapat mengurangi resiko kecelakaan. Di dunia industry modern biasanya dibuat sistem keselamatan kerja dengan membuat aturan-aturan atau tata cara pengoperasian alat serta mesin perbengkelan.
Berdasarkan hal diatas maka dilakukan peraktikum Pengenalan Alat dan Investarisasi Bengkel pertanian agar dapat mengetahui alat-alat perbengkelan dan mengetahui cara keselamatan kerja pada perbengkelan.
1.2.  Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui kegunaan dan mampu menggunakan alat perbengkelan sesuai penggolongannya.
Kegunaan praktikum ini adalah agar mahasiswa memhami beberapa jenis pengglongan alat-alat bengkel sesuai dengan penggunaannya.
I.          TINJAUAN PUSTAKA
1.1     Perbengkelan Pertanian
Bengkel adalah tempat di mana seorang mekanik melakukan pekerjaan melayani jasa perbaikan dan perawatan mesin-mesin mekanik lainnya. Pengertian bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Sedangkan Bengkel pertanian merupakan tempat untuk melakukan pembuatan, perbaikan, penyimpanan dan perawatan berbagai alat mesin pertanian.
Pada suatu usaha tani, seberapapun ukuran usaha taninya, pastilah digunakan alsin pertanian. Untuk usaha tani yang paling sederhana misalnya, dengan alat yang dipakai adalah cangkul dan sabit, setidaknya akan diperlukan perkakas pengasah semisal batu gerinda atau kikir. Untuk usaha tani yang ukurannya lebih besar, dengan alsin yang lebih beragam dan lebih rumit, tentulah diperlukan perkakas yang lebih banyak. Jika alsin yang dimiliki perusahaan tidak terlalu banyak, biasanya lebih efisien dan ekonomis untuk menggantungkan perbaikan pada perusahaan bengkel komersial. Namun jika pemilikan alsin jumlahnya banyak, biasanya pemilikan bengkel  sendiri  lebih  efisien dan ekonomis (Depo, 2010).
Menurut Depo (2010) Ada beberapa jenis dan status bengkel yang dapat diterangkan sebagai berikut :
1.      Bengkel Bebas (Independent Work Shop)
         Bengkel ini berdiri sendiri, tidak terikat dan tidak memawakili merek tertentu sehingga kebijakan-kebijakan dapat diambil sendiri sepanjang tidak merugikan bengkel itu sendiri.
2.      Bengkel Perwakilan (Authorized Work Shop)
          Bengkel ini masih mirip dengan bengkel tersebut diatas, yaitu berdiri sendiri tapi ada merek yang diwakilinya melalui surat penunjukan dari pemegang merek. Kebijakan-kebijakan yang diambil disesuaikan dengan perusahaan yang menunjuknya dan sekaligus masuk kedalam bagian dari layanan purna jual merek yang bersangkutan. Jenis bengkel ini memungkinkan untuk menerima kemudahan-kemudahan dari perusahaan yang menunjuknya. Kemudahan-kemudahan tersebut bisa bersifat bantuan teknis.
3.      Bengkel Dealer (Dealer Work Shop)
Bengkel ini merupakan bagian atau sub bagian operasional dari dealer atau ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) sebagai unit layanan purna jual untuk mendukung sistem pemasaran. Kebijakan-kebijakan yang dibuat sepenuhnya tergantung dan tunduk kepada perusahaan/dealer yang bersangkutan.

1.2     Alat-alat Perbengkelan
Perkakas umum di dalam daftar berikut ini dipilih berdasar atas asumsi seringnya digunakan di bengkel dan biasanya tersedia di pasaran. Walaupun ada berbagai jenis perkakas di samping yang ada didaftar, perbaikan umum dapat terpenuhi dengan perkakas yang ada pada daftar ini. Bengkel sebaiknya dilengkai dengan perkakas yang diperlukan dengan mengacu pada daftar ini. Ingat bahwa jenis dan jumlah perkakas yang diperlukan akan berbeda dengan skala pelaksanaan perbaikan dan banyaknya   kendaraan   yang     diperbaiki, perkakasa     pada    bengkel    umumnya   di     ketegorikan      berdasarkan   fungsi   kerjanya   masing-masing (Permana,  2006).
1.2.1        Perkakas Pengikat (Turning Tools)
Defenisi sederhana yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, alat pengikat adalah alat atau sarana untuk mengikat benda-benda seperti baut, sekrup, mur, prna, pasak, ring, dan lain sebagainya agar tidak bergerak atau bergeser saat diberi perlakuan (Daryanto, 2003).
Menurut Daryanto (2003) alat-alat pengikat banyak digunakan sekarang ini merupakan hasil dari pabrik untuk sejumlah alasan yang sangat penting. Alat pengikat juga mempermudah perbaikan suatau komponen mesin atau konstruksi lainnya.
1.      Baut, Sekrup, dan Mur
         Baut, sekrup dan mur digunakan sebagai alat pengikat untuk sejumlah alat-alat mesin. Baut biasanya digunakan pada lubang-lubang yang dibor melalui bagian-bagian yang dikuatkan. Penggunaan baut ditahan dengan sebuat mur, sedangkan pada sekrub merupakan sebuah batang metal yang panjang yang mempunyai sebuah kepala dan sebuah bodi, kepala pada sekrup umumnya bersegi enam atau empat,    pada    batang mur dan   sekrup   mempunyai   rusuk ulir yang disebut “drad”   pada   ujungnya, dan   pada   puncak  disebut “crest”.
2.      Ring Penahan
         Sebuah ring datar ialah baja yang bundar dengan sebuah lubang yang melalui pusat poros, jika ring tersebut dipasangkan di bawah kepala dari sebuah baut, atau di bawah mur, maka plain washer member muatan yang lebih pada suatu daerah yang lebih luas/besar dari pada kepala mur atau baut.
3.      Paku
         Paku merupakan alat pengikat yangbsangat berguna terdiri dari paku keeling, pen, dari bahan lunak dengan sebuah kepala pada salah satu ujungnya, pemasangannya dilakukan dengan cepat, permanen dan serbaguna.
Kebanyakan alat penguat menjadi tidak berguna tanpa suatu ketepatan, dengan alat yang akan memudahkan pemasangan dan pembongkaran. pabrik besar guna membuat alat untuk tujuan pekerjaan ini, alat-alat yang biasanya menghasilkan kerja yang baik untuk mengutakan yaitu kunci-kunci.
4.      Kunci Ring
         Kunci Ring memiliki ujung bulat (box) cocok untuk membuka atau megunci kepala baut atau murk arena memberikan suatu cengkeraman yang lebih  kuat dari  kunci  pas  yang   ujungnya terbuka.
5.      Kunci Kombinasi
         Kunci komninasi yaitu kunci yang pada salsatu ujungnya terbuka dan yang lainnya bulat, perkakas ini berfungsi lebih cepat untuk membuka atau memasang baut dan mur. Kunci kombinasi mempunyai bentuk dan ketebalan yang berbede-beda membuka baut pada ukuran diameter yang berbeda pula.
6.      Kunci Inggris
         Kunci Inggris ini telah dikenal dengan nama dagangnya “bentuk sabit” digunakan untuk membuka baut dan mur yang mempunyai ukuran  yang tidak cocok jika  dibuka dengan    kunci lain. Sebuah kunci inggris yang dapat disetel ukuran diameter    kepalanya. Sehingga penggunaan pada bengkel tidak sulit untuk melakukan suatu usaha pada penguatan pada benda yang dikengcangkan pada baut tersebut.
1.2.2        Perkakas Pemindah (Driving Tools)
Palu adalah alat untuk memukul benda kerja Penggunaan palu tergantung pada kebutuhan. Palu sangat bervariasi jenis dan ukurannya, beberapa jenis palu antara lain palu karet, palu kayu, palu plastic, plau tembaga, dan palu besi. Masing-masig palu memiliki fungsi tersendiri, palu yang terbuat dari karet, kayu, dan plastik biasanya digunakan untuk mengerjakan pekerjaan dimana permukaan benda kerja yang dipukul harus dijaga agar jangan sampai rusak, sedang pada pada palu tembaga dan besi digunakan  untuk   memukul logam-logam   yang   keras (Maran, 2007).
1.2.3        Perkakas Pemotong (Cutting Tools)
Merupakan perkakas yang digunakan untuk memisahkan atau memindahkan material-material dari suatu bahan.
Menurut Maran dan Daryanto (2007 dan 1987) umumnya menggunakan alat-alat seperti gergaji, pemahan (penggores), tang potong, gunting, dan mesin-mesin pemotong lainnya.
1.      Gergaji
        Gergaji digunkan untuk memotong besi, kuningan, maupun baja, plat, dan kayu sesuai dengan jenis gergajinya. Dilihat dari sisi potong gergaji, terdapat dua jenis  mata gergaji dengan satu sisi dan mata gergaji dengan dua sisi. Sedangkan menurut bentuk gigi gergaji terbagi menjadi tipe lurus dan bentuk tipe silang dengan besar sudut tiap gigi gergaji 50° .Konstruksi sebuah gergaji terdiri dari tangkai (rangaka atau sekang), mur, penyetel dan daun gergaji.
2.      Penggores
Pada Pekerjaan memotong logam, penggoresan digunakan untuk membuat tanda berupa garis pada permukaan logam yang hendak dipotong. Bagian penggoresan yang sering rusak yaitu padnga bagian  ujungnya yang menjadi tumpul jika sering   digunakan.
3.      Gunting
        Pekerjaan pemotongan pelat logam yang berukuran tipis dapat dilakukan dengan menmggunakan gunting besi biasa, yang memiliki rahang potong datar, sementara untuk memotong plat yang hasil potongannya berbentuk lingkaran maka dibutuhkan gunting potong pembulat. Pada pemotongan plat yang berukuran tebal maka menggunkan gunting tuas yang memiliki daya potong tergantung pada tenaga tenaga yang diberikan oleh mekanik saat menggerakkan handel gunting tuas tersebut.
4.      Kikir
Kikir dipakai untuk meratakan atau menghaluskan permukaan atau sisi benda kerja yang terbuat dari bahan logam. Kikir terbuat dari baja karbon dengan bermacam-macam bentuk dan ukuran yang digunakan.
5.      Pahat
Pahat merukan suatu peralatan yang digunakan untuk membentuk atau memotong logam. Bagian yang paling penting pada pahat yaitu ujunga pemotongnya. Karena dimaksudkan untuk memotong atau membentuk  logam  maka  mata  pahat   dibuat  dari  bahan  baja  karbon.
6.      Mesin Bubut
Mesinbubut mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai pengubah bentuk dan ukuran bendaa dengan jalan menyayat benda tersebut dengan suatu pahat penyayat, posisi benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam bergerak ke kanan atau kekiri  searah  dengan sumbu   mesin  bubut   menyayat benda pekerjaan.
7.      Mesin Gerinda
Mesin Gerinda pada dasarnya berguna untuk menggerinda permukaan   benda       kerja     sehingga     rata     dan     halus, khusunya untuk mengasah  pahat    pemotongan     dari   mesin-mesin   perkakas.
8.      Perkakas Pelubang (Boring Tools)
Mesin Bor adalah suatu alat pembuata lubang atau alur yang efesien, sebagai pisau penyayat pada mesin bor ini dinamakan mata bor yang mempunyai ukuran diameter yang bermacam-macam. Mesin bor termasuk perkakas dengan gerak utama berputar fungsi pokok mesin ini adalah untuk melubangi benda kerja dengan menggunakan mata pahat bor sebagai alatnya.
9.      Perkakas Lainnya
Perkakas jenis ini, merupakan alat-alat yang membantu pekerjaan perbengkelan lainnya, seperti alat tulis menulis dan meja perata yaitu meja yang dipakai untuk kegiatan pengukuran, pembengkokan, pengelasan, dan sebagain landasan paerkakas lainnya.
2.3  Prosedur Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi pencegahan terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan atau mengurangi kematian, dan mengamankan material, konstruksi, pemeliharaan, yang kesemuanya itu menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia (SMK Teknik Elektro, 2003).
Terdapat dua pentebab besar terjadinya kecelakaan kerja yaitu perilaku yang tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman,  penyebab kecelakaan  diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut:
1.      sembrono dan tidak hati – hati
2.       tidak mematuhi peraturan
3.       tidak mengikuti standar prosedur kerja.
4.       tidak memakai alat pelindung diri
5.       kondisi badan yang lemah
Di sisi lain, kecelakaan sering terjadi akibat kondisi kerja yang tidak aman. Berikut ini beberapa contoh yang menggambarkan kondisi kerja tidak aman, antara lain :tidak ada instruksi tentang metode yang aman, tidak ada atau kurangnya pelatihan si pekerja, memakai pakaian yang tidak cocok untuk mengerjakan tugas pekerjaan tersebut, menderita cacat jasmani, penglihatan kabur, pendengarannya kurang, mempunyai rambut panjang yang mengganggu di dalam melakukan pekerjaan dan sistem penerangan ruang yang tidak mendukung.
Persentase penyebab kecelakaan di bengkel kerja mesin berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli dapat digambarkan dalam bentuk Gambar 1 berikut ini :

          Gambar 1. Diagram Persentase Kecelakaan di Bengkel Kerja Mesin

dimana (1) yaitu terluka akibat mengangkut barang sebanyak 30%, (2) disebabkan karena jatuh sebanyak 20%, (3) yaitu obyek yang jatuh sebanyak 10%, (4) dikarenakan peralatan tangan sebanyak 10%, dan dikarenakan mesin sebanyak 9% (5),(6)dikarenakan alat angkut 5%,(7) disebabkan karena terbakar sebanyak 2%, (8)dikarenakan arus listrik sebanyak 2%, (9) dikarenakan  zat berbahaya  sebanyak 1%,  dan   lain-lain    sebanyak 5%.
Tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan adalah hal yang lebih penting dibandingkan dengan mengatasi terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat dicegah dengan menghindarkan sebab-sebab yang bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan cara penuh kehati-hatian dalam melakukan pekerjaan dan ditandai dengan rasa tanggung jawab. Mencegah kondisi kerja yang tidak aman, mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam keadaan darurat, maka segera melaporkan segala kejadian, kejanggalan dan kerusakan peralatan sekecil apapun kepada atasannya. Kerusakan yang kecil atau ringan jika dibiarkan maka semakin lama akan semakin berkembang dan menjadi kesalahan yang serius jika hal tersebut tidak segera diperbaiki (SMK Teknik Elektro, 2003).



II.                METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1     Waktu dan Tempat
Praktikum pengenalan alat dan Inventarisasi perbengkelan pertanian diselanggarakan pada hari Senin tanggal 07 Maret 2012 pukul 15.00 WITA sampai selesai di Laboratorium Perbengkelan Pertanian, Program Studi Keteknikan Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Unifersitas Hasanuddin, Makassar.
2.2     Alat dan Inventaris
Alat dan Inventaris yang digunakan pada praktikum pengenalan alat dan inventarisasi perbengkelan pertanian adalah macam-macam kunci, alat bor, alat pemotong, alat kikir, alat penguat, dan paralatan lain yang mendukung pekerjaan perbengkelan.
2.3     Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum pengenalan alat dan inventarisasi perbengkelan pertanian yaitu :
1.      Menyiapkan alat-alat bengkel yang digunakan
2.      Mencatat penggolongan masing-masing alat bengkel
3.      Menghitung jumlah alat-alt yang telah digolongkan
4.      Menentukan keterangan baik atau rusaknya alat  
DAFTAR PUSTAKA
Biro Pelatihan Tenaga Kerja . 2010 . http: // www. iosh. Gov .tw/ upload/netbook/foreign/960718-104.pdf. diakses pada tanggal 6 Maret 2012  pukul 21.01 Wita.
Daryanto.1987. Mesin Perkakas Bengkel. PT Rineka Cipta : Jakarta
Daryanto.2003.AlatPengikat Pada Elemen Mesin.PT Rineka Cipta : Jakarta 
Depo.2010.http://www.google.co.id,urlsa=t&rct=j&q=Penggolongan+perkakas+bengkel+berdasarkan+fungsi+kerjanya.pdf&source=web&cd=7&ved=0CEkQFjAG&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fd.   diakses pada 6 Maret 2012 pukul 21.14 Wita.
Maran, Zevy D. 2007. Peralatan Bengkel Otomotif. CV Andi Ofset : Yogyakarrta.
Pernama.2006.http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_MESIN/196511101992031-TATANG_PERMANA,BAB_V_prktk_krj _ bngku  .pdf.   diakses pada 6 Maret 2012 pukul 21.10 Wita.
SMK Teknik Elektro. 2003. http://www.anekapcb.com/ei_007.pdf. diakses pada tanggal 6 Maret 2012 pukul 21.03 Wita.