I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini Bengkel Pertanian merupakan
suatu sarana bagi seorang ahli yang bergerak dibidang pertanian. Adapun fungsi
dari perbengkelan dalam arti yang luas adalah untuk mengembangkan daya cipta
manusia sehingga dapat menciptakan hasil karya yang sempurna bagi kehidupan
luas terutama dibidang pertanian. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa tindakan
perancangan atau modifikasi dari suatu hasil rancangan alat dan mesin pertanian
yang disesuaikandengan kondisi suatu tempat.
Dalam perancangan alat atau mesin yang lebih modern
dibutuhkanlah tempat serta alat yang layak dan tepat untuk merancang hingga
membuat alat seutuhnya. Oleh sebab itu, maka pengenalan tentang perbengkelan
dalam bidang pertanian menjadi cukup penting. Disanalah dapat dipelajari
tentang seluruh jenis dan fungsi alat serta mesin penunjang perbengkelan
pertanian.
Setiap alat dan mesin memiliki karakteristik berbeda serta
dapat mengancam keselamatan pengguna atau operator selama pengerjaan. Dengan
mengetahui jenis dan fungsi alat serta mesin dapat mengurangi resiko
kecelakaan. Di dunia industry modern biasanya dibuat sistem keselamatan kerja
dengan membuat aturan-aturan atau tata cara pengoperasian alat serta mesin
perbengkelan.
Berdasarkan hal diatas maka dilakukan
peraktikum Pengenalan Alat dan Investarisasi Bengkel pertanian agar dapat
mengetahui alat-alat perbengkelan dan mengetahui cara keselamatan kerja pada
perbengkelan.
1.2. Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan
praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui kegunaan dan mampu
menggunakan alat perbengkelan sesuai penggolongannya.
Kegunaan
praktikum ini adalah agar mahasiswa memhami beberapa jenis pengglongan
alat-alat bengkel sesuai dengan penggunaannya.
I.
TINJAUAN
PUSTAKA
1.1
Perbengkelan
Pertanian
Bengkel adalah tempat di mana seorang mekanik melakukan
pekerjaan melayani jasa perbaikan dan perawatan mesin-mesin mekanik lainnya. Pengertian bengkel secara umum tempat
(bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi
alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin.
Sedangkan Bengkel pertanian merupakan tempat untuk melakukan pembuatan,
perbaikan, penyimpanan dan perawatan berbagai alat mesin pertanian.
Pada suatu usaha tani, seberapapun ukuran
usaha taninya, pastilah digunakan alsin pertanian. Untuk usaha tani yang paling
sederhana misalnya, dengan alat yang dipakai adalah cangkul dan sabit,
setidaknya akan diperlukan perkakas pengasah semisal batu gerinda atau kikir.
Untuk usaha tani yang ukurannya lebih besar, dengan alsin yang lebih beragam
dan lebih rumit, tentulah diperlukan perkakas yang lebih banyak. Jika alsin
yang dimiliki perusahaan tidak terlalu banyak, biasanya lebih efisien dan
ekonomis untuk menggantungkan perbaikan pada perusahaan bengkel komersial.
Namun jika pemilikan alsin jumlahnya banyak, biasanya pemilikan bengkel sendiri lebih efisien
dan ekonomis (Depo, 2010).
Menurut Depo (2010) Ada beberapa jenis dan status
bengkel yang dapat diterangkan sebagai berikut :
1.
Bengkel Bebas (Independent Work Shop)
Bengkel ini berdiri
sendiri, tidak terikat dan tidak memawakili merek tertentu sehingga
kebijakan-kebijakan dapat diambil sendiri sepanjang tidak merugikan bengkel itu
sendiri.
2. Bengkel
Perwakilan (Authorized Work Shop)
Bengkel ini masih mirip
dengan bengkel tersebut diatas, yaitu berdiri sendiri tapi ada merek yang
diwakilinya melalui surat penunjukan dari pemegang merek. Kebijakan-kebijakan
yang diambil disesuaikan dengan perusahaan yang menunjuknya dan sekaligus masuk
kedalam bagian dari layanan purna jual merek yang bersangkutan. Jenis bengkel
ini memungkinkan untuk menerima kemudahan-kemudahan dari perusahaan yang
menunjuknya. Kemudahan-kemudahan tersebut bisa bersifat bantuan teknis.
3. Bengkel
Dealer (Dealer Work Shop)
Bengkel
ini merupakan bagian atau sub bagian operasional dari dealer atau ATPM (Agen
Tunggal Pemegang Merek) sebagai unit layanan purna jual untuk mendukung sistem
pemasaran. Kebijakan-kebijakan yang dibuat sepenuhnya tergantung dan tunduk
kepada perusahaan/dealer yang bersangkutan.
1.2
Alat-alat
Perbengkelan
Perkakas
umum di dalam daftar berikut ini dipilih berdasar atas asumsi seringnya
digunakan di bengkel dan biasanya tersedia di pasaran. Walaupun ada berbagai
jenis perkakas di samping yang ada didaftar, perbaikan umum dapat terpenuhi
dengan perkakas yang ada pada daftar ini. Bengkel sebaiknya dilengkai dengan
perkakas yang diperlukan dengan mengacu pada daftar ini. Ingat bahwa jenis dan
jumlah perkakas yang diperlukan akan berbeda dengan skala pelaksanaan perbaikan
dan banyaknya kendaraan
yang diperbaiki, perkakasa pada bengkel
umumnya di ketegorikan berdasarkan
fungsi kerjanya masing-masing (Permana, 2006).
1.2.1
Perkakas
Pengikat (Turning Tools)
Defenisi
sederhana yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, alat pengikat adalah alat
atau sarana untuk mengikat benda-benda seperti baut, sekrup, mur, prna, pasak,
ring, dan lain sebagainya agar tidak bergerak atau bergeser saat diberi
perlakuan (Daryanto, 2003).
Menurut
Daryanto (2003) alat-alat pengikat banyak digunakan sekarang ini merupakan
hasil dari pabrik untuk sejumlah alasan yang sangat penting. Alat pengikat juga
mempermudah perbaikan suatau komponen mesin atau konstruksi lainnya.
1. Baut,
Sekrup, dan Mur
Baut,
sekrup dan mur digunakan sebagai alat pengikat untuk sejumlah alat-alat mesin.
Baut biasanya digunakan pada lubang-lubang yang dibor melalui bagian-bagian
yang dikuatkan. Penggunaan baut ditahan dengan sebuat mur, sedangkan pada
sekrub merupakan sebuah batang metal yang panjang yang mempunyai sebuah kepala
dan sebuah bodi, kepala pada sekrup umumnya bersegi enam atau empat, pada batang
mur dan sekrup mempunyai
rusuk ulir yang disebut “drad” pada ujungnya, dan pada puncak
disebut “crest”.
2. Ring
Penahan
Sebuah
ring datar ialah baja yang bundar dengan sebuah lubang yang melalui pusat poros,
jika ring tersebut dipasangkan di bawah kepala dari sebuah baut, atau di bawah mur,
maka plain washer member muatan yang lebih pada suatu daerah yang lebih
luas/besar dari pada kepala mur atau baut.
3.
Paku
Paku
merupakan alat pengikat yangbsangat berguna terdiri dari paku keeling, pen,
dari bahan lunak dengan sebuah kepala pada salah satu ujungnya, pemasangannya
dilakukan dengan cepat, permanen dan serbaguna.
Kebanyakan
alat penguat menjadi tidak berguna tanpa suatu ketepatan, dengan alat yang akan
memudahkan pemasangan dan pembongkaran. pabrik besar guna membuat alat untuk
tujuan pekerjaan ini, alat-alat yang biasanya menghasilkan kerja yang baik
untuk mengutakan yaitu kunci-kunci.
4.
Kunci Ring
Kunci Ring memiliki ujung bulat (box)
cocok untuk membuka atau megunci kepala baut atau murk arena memberikan suatu
cengkeraman yang lebih kuat dari kunci pas yang ujungnya terbuka.
5.
Kunci Kombinasi
Kunci komninasi yaitu kunci yang pada
salsatu ujungnya terbuka dan yang lainnya bulat, perkakas ini berfungsi lebih
cepat untuk membuka atau memasang baut dan mur. Kunci kombinasi mempunyai
bentuk dan ketebalan yang berbede-beda membuka baut pada ukuran diameter yang
berbeda pula.
6.
Kunci Inggris
Kunci Inggris ini telah dikenal dengan
nama dagangnya “bentuk sabit” digunakan untuk membuka baut dan mur yang
mempunyai ukuran yang tidak cocok jika dibuka dengan kunci lain. Sebuah kunci inggris yang dapat disetel
ukuran diameter kepalanya. Sehingga
penggunaan pada bengkel tidak sulit untuk melakukan suatu usaha pada penguatan
pada benda yang dikengcangkan pada baut tersebut.
1.2.2
Perkakas
Pemindah (Driving Tools)
Palu
adalah alat untuk memukul benda kerja Penggunaan palu tergantung pada kebutuhan.
Palu sangat bervariasi jenis dan ukurannya, beberapa jenis palu antara lain
palu karet, palu kayu, palu plastic, plau tembaga, dan palu besi. Masing-masig
palu memiliki fungsi tersendiri, palu yang terbuat dari karet, kayu, dan
plastik biasanya digunakan untuk mengerjakan pekerjaan dimana permukaan benda
kerja yang dipukul harus dijaga agar jangan sampai rusak, sedang pada pada palu
tembaga dan besi digunakan untuk memukul logam-logam yang keras (Maran, 2007).
1.2.3
Perkakas
Pemotong (Cutting Tools)
Merupakan
perkakas yang digunakan untuk memisahkan atau memindahkan material-material
dari suatu bahan.
Menurut
Maran dan Daryanto (2007 dan 1987) umumnya menggunakan alat-alat seperti
gergaji, pemahan (penggores), tang potong, gunting, dan mesin-mesin pemotong
lainnya.
1.
Gergaji
Gergaji digunkan untuk memotong besi,
kuningan, maupun baja, plat, dan kayu sesuai dengan jenis gergajinya. Dilihat
dari sisi potong gergaji, terdapat dua jenis
mata gergaji dengan satu sisi dan mata gergaji dengan dua sisi.
Sedangkan menurut bentuk gigi gergaji terbagi menjadi tipe lurus dan bentuk
tipe silang dengan besar sudut tiap gigi gergaji 50° .Konstruksi
sebuah gergaji terdiri dari tangkai (rangaka atau sekang), mur, penyetel dan
daun gergaji.
2.
Penggores
Pada Pekerjaan memotong logam, penggoresan digunakan
untuk membuat tanda berupa garis pada permukaan logam yang hendak dipotong.
Bagian penggoresan yang sering rusak yaitu padnga bagian ujungnya yang menjadi tumpul jika sering digunakan.
3.
Gunting
Pekerjaan pemotongan pelat logam yang berukuran
tipis dapat dilakukan dengan menmggunakan gunting besi biasa, yang memiliki
rahang potong datar, sementara untuk memotong plat yang hasil potongannya
berbentuk lingkaran maka dibutuhkan gunting potong pembulat. Pada pemotongan
plat yang berukuran tebal maka menggunkan gunting tuas yang memiliki daya
potong tergantung pada tenaga tenaga yang diberikan oleh mekanik saat
menggerakkan handel gunting tuas tersebut.
4.
Kikir
Kikir
dipakai untuk meratakan atau menghaluskan permukaan atau sisi benda kerja yang
terbuat dari bahan logam. Kikir terbuat dari baja karbon dengan bermacam-macam
bentuk dan ukuran yang digunakan.
5.
Pahat
Pahat
merukan suatu peralatan yang digunakan untuk membentuk atau memotong logam.
Bagian yang paling penting pada pahat yaitu ujunga pemotongnya. Karena dimaksudkan
untuk memotong atau membentuk logam maka mata
pahat
dibuat dari bahan
baja karbon.
6.
Mesin Bubut
Mesinbubut
mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai pengubah bentuk dan ukuran
bendaa dengan jalan menyayat benda tersebut dengan suatu pahat penyayat, posisi
benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam bergerak ke kanan
atau kekiri searah dengan sumbu mesin bubut menyayat
benda pekerjaan.
7.
Mesin Gerinda
Mesin
Gerinda pada dasarnya berguna untuk menggerinda permukaan benda kerja sehingga rata
dan halus,
khusunya untuk mengasah pahat pemotongan
dari mesin-mesin perkakas.
8.
Perkakas Pelubang (Boring Tools)
Mesin
Bor adalah suatu alat pembuata lubang atau alur yang efesien, sebagai pisau
penyayat pada mesin bor ini dinamakan mata bor yang mempunyai ukuran diameter
yang bermacam-macam. Mesin bor termasuk perkakas dengan gerak utama berputar
fungsi pokok mesin ini adalah untuk melubangi benda kerja dengan menggunakan
mata pahat bor sebagai alatnya.
9.
Perkakas Lainnya
Perkakas
jenis ini, merupakan alat-alat yang membantu pekerjaan perbengkelan lainnya,
seperti alat tulis menulis dan meja perata yaitu meja yang dipakai untuk
kegiatan pengukuran, pembengkokan, pengelasan, dan sebagain landasan paerkakas
lainnya.
2.3
Prosedur Keselamatan Kerja
Keselamatan
kerja manusia secara terperinci antara meliputi pencegahan terjadinya
kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat pekerjaan,
mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan atau mengurangi
kematian, dan mengamankan material, konstruksi, pemeliharaan, yang kesemuanya
itu menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia (SMK
Teknik Elektro, 2003).
Terdapat dua pentebab besar terjadinya kecelakaan
kerja yaitu perilaku yang tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman, penyebab kecelakaan diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman
sebagai berikut:
1.
sembrono dan tidak hati – hati
2.
tidak mematuhi peraturan
3.
tidak mengikuti standar prosedur kerja.
4.
tidak memakai alat pelindung diri
5.
kondisi badan yang lemah
Di
sisi lain, kecelakaan sering terjadi akibat kondisi kerja yang tidak aman.
Berikut ini beberapa contoh yang menggambarkan kondisi kerja tidak aman, antara
lain :tidak ada instruksi tentang metode yang aman, tidak ada atau kurangnya
pelatihan si pekerja, memakai pakaian yang tidak cocok untuk mengerjakan tugas
pekerjaan tersebut, menderita cacat jasmani, penglihatan kabur, pendengarannya
kurang, mempunyai rambut panjang yang mengganggu di dalam melakukan pekerjaan
dan sistem penerangan ruang yang tidak mendukung.
Persentase
penyebab kecelakaan di bengkel kerja mesin berdasarkan penelitian yang
dilakukan para ahli dapat digambarkan dalam bentuk Gambar 1 berikut ini :
Gambar 1. Diagram Persentase
Kecelakaan di Bengkel Kerja Mesin
dimana (1) yaitu
terluka akibat mengangkut barang sebanyak 30%, (2) disebabkan karena jatuh
sebanyak 20%, (3) yaitu obyek yang jatuh sebanyak 10%, (4) dikarenakan
peralatan tangan sebanyak 10%, dan dikarenakan mesin sebanyak 9% (5),(6)dikarenakan
alat angkut 5%,(7) disebabkan karena terbakar sebanyak 2%, (8)dikarenakan arus
listrik sebanyak 2%, (9) dikarenakan zat
berbahaya sebanyak 1%, dan lain-lain sebanyak 5%.
Tindakan
pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan adalah hal yang lebih penting
dibandingkan dengan mengatasi terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat dicegah
dengan menghindarkan sebab-sebab yang bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
Tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan cara penuh kehati-hatian dalam
melakukan pekerjaan dan ditandai dengan rasa tanggung jawab. Mencegah kondisi
kerja yang tidak aman, mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam keadaan
darurat, maka segera melaporkan segala kejadian, kejanggalan dan kerusakan
peralatan sekecil apapun kepada atasannya. Kerusakan yang kecil atau ringan
jika dibiarkan maka semakin lama akan semakin berkembang dan menjadi kesalahan
yang serius jika hal tersebut tidak segera diperbaiki (SMK Teknik Elektro,
2003).
II.
METODOLOGI
PRAKTIKUM
2.1
Waktu dan Tempat
Praktikum
pengenalan alat dan Inventarisasi perbengkelan pertanian diselanggarakan pada hari
Senin tanggal 07 Maret 2012 pukul 15.00 WITA sampai selesai di Laboratorium
Perbengkelan Pertanian, Program Studi Keteknikan Pertanian, Jurusan Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Unifersitas Hasanuddin, Makassar.
2.2
Alat dan Inventaris
Alat dan Inventaris yang digunakan pada
praktikum pengenalan alat dan inventarisasi perbengkelan pertanian adalah macam-macam
kunci, alat bor, alat pemotong, alat kikir, alat penguat, dan paralatan lain
yang mendukung pekerjaan perbengkelan.
2.3
Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum pengenalan
alat dan inventarisasi perbengkelan pertanian yaitu :
1.
Menyiapkan alat-alat bengkel yang
digunakan
2.
Mencatat penggolongan masing-masing alat
bengkel
3.
Menghitung jumlah alat-alt yang telah
digolongkan
4.
Menentukan keterangan baik atau rusaknya
alat
DAFTAR
PUSTAKA
Biro
Pelatihan Tenaga Kerja . 2010 . http: // www. iosh.
Gov .tw/ upload/netbook/foreign/960718-104.pdf. diakses pada tanggal 6 Maret 2012 pukul 21.01 Wita.
Daryanto.1987. Mesin
Perkakas Bengkel. PT Rineka Cipta : Jakarta
Daryanto.2003.AlatPengikat Pada Elemen Mesin.PT
Rineka Cipta : Jakarta
Depo.2010.http://www.google.co.id,urlsa=t&rct=j&q=Penggolongan+perkakas+bengkel+berdasarkan+fungsi+kerjanya.pdf&source=web&cd=7&ved=0CEkQFjAG&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fd. diakses pada 6 Maret 2012 pukul 21.14 Wita.
Maran,
Zevy D. 2007. Peralatan Bengkel
Otomotif. CV Andi Ofset : Yogyakarrta.
Pernama.2006.http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_MESIN/196511101992031-TATANG_PERMANA,BAB_V_prktk_krj
_ bngku .pdf. diakses pada 6 Maret 2012 pukul 21.10 Wita.
SMK
Teknik Elektro. 2003. http://www.anekapcb.com/ei_007.pdf. diakses pada tanggal
6 Maret 2012 pukul 21.03 Wita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar